INDOPOLITIKA.COM – Kongres XXXI Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berlangsung di Gedung Islamic Center, Jalan Dukuh Kupang, Surabaya, pada Selasa (22/3/2021) malam berujung ricuh. Sejumlah kader mengamuk, mereka membanting kursi dan memecahkan pintu kaca gedung.
Hal itu bermula saat sejumlah kader memaksa seluruh Ketua Badko (Badan Koordinasi) HMI di daerah hadir pada kongres saat itu juga. Namun ternyata usulan itu tak disetujui mayoritas peserta pemilik suara sah.
Atas kericuhan ini, Personel Polda Jawa Timur mengamankan enam peserta Kongres XXXI Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), menyusul kericuhan di tengah sidang.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengatakan enam orang itu diamankan berdasarkan permintaan pihak panitia kongres HMI sendiri. Keenamnya kini tengah diperiksa lebih lanjut.
“Ada miskomunikasi di antara mereka, kemudian ada yang membanting kursi, ini atas permintaan panitia, kami amankan enam orang dan sekarang masih dalam pemeriksaan,” kata Nico di lokasi kongres, Rabu (24/3/2021) pagi.
Sementara itu, Ketua Umum Badko HMI Jawa Timur Yogi Pratama seperti dilansir dari CNNIndonesia, mengatakan sejumlah kader tersebut memang telah berulang kali memaksakan usulan yang membuat kongres berjalan lambat.
“Teman-teman yang memperlambat kemarin itu, minta ketua Badko se-Indonesia untuk hadir ke lokasi. Tapi itu kan tidak mungkin hadir semua,” ucap Yogi melansir CNNIndonesia.com.
Padahal kata Yogi, mayoritas Ketua Badko HMI di Indonesia telah hadir langsung di dalam kongres. Dari total 20 Ketua Badko, 11 di antaranya sudah ada di dalam forum secara langsung. Sementara sisanya disebutkan berhalangan hadir.
Akibat ulah para peserta tersebut, kongres pun berjalan alot dan dengan tensi yang panas. Mereka berulang kali mengajukan usulan, kongres pun terhenti beberapa kali.
Puncaknya mereka pun mengamuk, beberapa orang membanting kursi hingga memecahkan pintu kaca di gedung tempat kongres berlangsung. Peserta kongres lainnya pun lari berhamburan. “Iya, ada [kaca] yang pecah itu. Itu pelemparan [kursi] dari dalam,” kata dia.
Ia mengatakan, perusakan tersebut bukan merupakan sikap mayoritas peserta pemilik suara sah dalam kongres. Tindakan pelemparan dan pemecahan kaca itu, kata dia, hanya dilakukan segelintir orang.
“Memaksakan kehendak yang nggak bisa diikuti oleh suara mayoritas yang ada di dalam. Segala tindakan yang tidak dikehendaki teman-teman mayoritas ya dilakukan [oleh pelaku perusakan],” ujar dia.
Sesaat setelah kericuhan, forum pun diskors. Polisi, kata dia memasuki gedung. Sejumlah peserta kongres yang memicu kericuhan kemudian diamankan untuk diminta keterangan lebih lanjut. Selain itu Yogi juga memastikan, tak ada korban luka akibat peristiwa tersebut.
Atas insiden kericuhan ini, Yogi mengatakan bahwa HMI bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan sarana dan prasarana gedung Islamic Center, Surabaya, tempat kongres berlangsung. “Yang pecah akan menjadi tanggung jawab kami,” tutur dia.
Rabu (24/3) dini hari, kongres, kata Yogi dilanjutkan kembali, dengan agenda sidang penyelesaian sidang pleno 2, atau penyampaian laporan pertanggungjawaban dari Pengurus Besar HMI kepada para peserta. [ind]